Rabu, 14 Maret 2012

Rahasia Lagu "Someone Like you" Adele



Senandung sedih Someone Like You, yang melambungkan nama Adele, ternyata mengandung formula khusus yang dapat membuat pendengarnya dicekam perasaan emosional.

Anda pasti mengetahui perasaan itu. “Rambut di belakang leher Anda berdiri, getarannya sampai ke tulang belakang, tenggorokan Anda terasa tercekik, bahkan air mata menggenang di sudut mata,” kata John Sloboda, dosen psikologi musik di Guildhall School of Music and Drama London, Inggris. Sloboda mempelajari reaksi fisik terhadap musik dan menemukan bahwa ornamen musik tertentu dapat memicu reaksi emosional yang kuat.

Ornamen musik inilah yang terdapat dalam lagu Someone Like You, yang dinyanyikan Adele, peraih enam penghargaan Grammy 2012. Lagu itu sendiri memang memancarkan kesedihan yang terbaca jelas dari syair lagu tentang hancurnya sebuah hubungan asmara. Adele memang menciptakan lagu ini untuk menceritakan pengalaman hidupnya, bagaimana dia tak kunjung mampu melupakan mantan kekasihnya.

Namun, di luar syair sedih itu, terdapat elemen lain yang membuat pendengar lagu ini ikut dicekam rasa sedih, tersembunyi di balik suara contralto dan denting piano, Adele memasukkan not dekorasi pengiris hati. Dekorasi itu bernama appoggiatura.

Istilah appoggiatura dikenal dalam buku teks musik sebagai ornamen yang disematkan pada lagu, sehingga membuat pelencengan nada atau dikenal sebagai disonansi. Sebagai dekorasi, appoggiatura direalisasikan sebagai not yang beberapa tingkat lebih tinggi atau lebih rendah ketimbang not sebelumnya. Kehadiran elemen ekstra inilah yang mengacaukan harmoni lagu.

Jauh sebelum Adele menyanyikan lagu Someone Like You, John Sloboda telah mengamati kaitan antara appoggiatura dan rasa haru. Pada 1991, dia meminta sejumlah pencinta musik menunjukkan bait lagu yang membuat tulang punggungnya merinding. Hasilnya, 90 persen peserta eksperimen menunjuk bait dengan ornamen appoggiatura di dalamnya.

Ahli psikologi dari University of British Columbia, Kanada, Martin Guhn, menelusuri latar belakang di balik hubungan ornamen lagu dengan rasa sedih, seperti yang ditunjukkan Sloboda. Martin Guhn, setelah 15 tahun kemudian, menemukan penjelasan tentang hal ini dengan menyebut appoggiatura sebagai ornamen yang bertugas mengaduk-aduk perasaan pendengar.

“Not pada appoggiatura menciptakan ketegangan bagi pendengar,” ujar dia kepada Wall Street Journal.

Konduktor sekaligus komentator musik, Rob Kapillow, mengatakan appoggiatura bertugas membuat ketidakselarasan sekejap yang pulih secara cepat pada nada berikutnya. Tak ada aturan mengenai berapa lama ketidakselarasan ini dimainkan. Namun pelencengan nada bisa dilakukan dua arah: lebih tinggi atau lebih rendah dari not pendahulu.

Not penerbit tangis menyerang sejak bait pertama. Adele memulai lirih pada kata-kata “I heard” yang harmonis atau biasa disebut konsonansi. Nada harmonis seperti ini menciptakan rasa lega di batin pendengar. Suasana lagu segera berubah ketika Adele melanjutkannya dengan kata-kata “that you’re” yang turun setengah tingkat dari not sebelumnya. Hal ini disebut disonansi dan menciptakan guncangan batin.

Lagu kembali berlanjut dengan harmonis pada lirik “settled down”. Setelah itu, not kembali turun melalui kata-kata “that you”. Sangat wajar jika emosi bergejolak ketika diombang-ambing ketegangan dan kelegaan seperti ini.

“Appogiatura ada di seluruh bagian lagu. Disonansi dan konsonansi sahut-menyahut, ini yang dimaksud psikolog sebagai pembuat tangis,” ujar Kapillow kepada NPR.

Contoh lain berada pada chorus. Kata “Nevermind I find someone like” yang harmonis diakhiri dengan kata “you” pada nada yang meloncat tinggi. Appoggiatura penerbit tangis kembali muncul.

Pembedahan lagu Adele kembali mengungkap rahasia. Ada empat faktor kunci yang teridentifikasi pada lagu penerbit tangis. Pertama, syair dimulai dengan lambat, kemudian mendadak berubah cepat. Kedua, muncul “suara” baru dari alat musik, menciptakan harmoni anyar.

Faktor kunci ketiga adalah terjadinya perluasan frekuensi suara, naik atau turun hingga beberapa tingkat. Keempat, muncul penyimpangan, sehingga mengacaukan harmoni. Semua faktor ini dipertegas dengan kejutan pada volume suara, warna nada, dan pola harmoni.

Jika lagu Someone Like You menciptakan kegalauan yang sangat besar, kenapa pendengar tetap menyukainya? Bahkan 21, album kedua penyanyi asal Inggris itu, menjadi album terbaik dalam penghargaan Grammy 2012 meski seluruh tembangnya menyuarakan kegalauan hati.

Penelitian oleh Robert Zattory dari McGill University menyebutkan musik yang mengguncang emosi membuat tubuh melepaskan dopamine dari otak tengah. Substrat ini juga dilepaskan ketika manusia mengkonsumsi makanan, melakukan aktivitas seksual, atau mengkonsumsi narkoba. Karena itu, menurut Zattory, semakin menyedihkan sebuah lagu, semakin sering pendengar mengulangnya.

Perlahan namun pasti, lagu sedih dengan ornamen appoggiatura akan menapaki tangga popularitas. Sebagai bukti, lagu-lagu yang memakai appogiatura, seperti Without You oleh Mariah Carey, We Can Work It Out oleh The Beatles, dan Rainbow Connection oleh Kermit The Frog juga mendapat penerimaan luas oleh pencinta musik.(Tempo.co)

Sumber : http://majalahasik.com

Minggu, 30 Oktober 2011

petuah untuk para penyanyi

petuah ini terilhami dari pengalaman pribadi penulis. bila anda ingin menyanyikan sebuah lagu, sementara lagu tersebut tidak/belum sesuai dengan range vokal anda, sebaiknya disesuaikan terlebih dahulu agar tidak membuat produksi suara anda menjadi kurang menyenangkan.
penulis pernah menyanyikan sebuah lagu yang membutuhkan suara bariton, sementara suara penulis sendiri adalah suara Bass.
hasilnya ? wallahu a'lam

Senin, 24 Oktober 2011

RBT....oh....RBT

Ring Back Tone atau yang biasa disebut dengan RBT merupakan suatu media untuk menjual sebuah karya musik secara instan, praktis dan efisien. meski beberapa seniman menganggap bahwa RBT sebuah media yang seakan tidak menghargai sebuah karya seni, karena sebuah lagu harus dipotong-potong agar dapat muat dalam durasi RBT yang tergolong singkat. namun, kehadiran RBT setidaknya mampu menambah penghasilan bagi para praktisi atau pekerja dunia musik.
menilik kasus yang saat ini marak didesas-desuskan oleh beberapa kalangan masyarakat, penulis akan menyertakan sebuah pernyataan dari Tifatul Sembiring selaku Menkominfo, beliau menulis dalam Twiiternya bahwa :
1. Saya tegaskan TIDAK ADA penghapusan layanan RBT. Tapi semua pelanggan YG MAU RBT harus register ulang. Yang TIDAK MAU, tdk boleh dipaksa

2. Jadi sistem POTONG PULSA otomatis ditiadakan. Sebab pengguna hp tidak tahu mengapa pulsanya dipotong. Hrs ditawarkan ulang mrk mau/tidak

3. Bagi penyedia jasa RBT yg baik2, tentu dibutuhkan pengguna hp dan mrk akan daftar ulang dg KESADARAN. Jadi hal ini seperti reset ulang sj

4. Semua cp harus memudahkan proses UNREG, dan pelanggan hrs mengerti betul semua resikonya jika melakukan REG.

5. Pemotongan pulsa tanpa seizin/sepengetahuan pemilik hp adalah PENCURIAN, akan sgr diusut pihak kepolisian sebagai aparat penegak hukum.

Semua point di atas diambil dari akun twitter Tifatul Sembiring

Senin, 01 Agustus 2011

Musik Ramadhan : tradisi positif musisi Indonesia

tanpa terasa bulan ramadhan yang penuh berkah telah hadir kembali. bulan yang teramat bermakna bagi kaum muslim ini akan selalu disambut dengan meriah, khususnya oleh para kaum muslim di Indonesia. tak ayal berbagai acara pun digelar, stasiun-stasiun televisi pun banyak yang menyajikan program khusus bulan Ramadhan, hingga festival keagamaanpun tak jarang diselenggarakan untuk menyambut bulan penuh berkah ini. kesemua itu telah menjadi tradisi yang khas bagi umat Islam di Indonesia.
para musisi, khususnya dari kalangan muslimin, juga tak ketinggalan menyemarakkan bulan Ramadhan dengan menyajikan lagu-lagu bernuansa religi. seperti halnya kita tahu bahwa musik merupakan salah satu hiburan yang paling diminati oleh masyarakat, sehingga tak heran bila antusias masyarakat dalam menyambut bulan Ramadhan dapat ditanggapi dengan baik oleh para musisi di negeri kita.
sejumlah nama yang kerapkali menyajikan musik religi di bulan suci adalah Gigi, Ungu, Tompi, dll. sementara di tahun ini, beberapa musisi pendatang barupun juga turut meramaikan ajang lagu religi di bulan Ramadhan seperti Syahrini,S9mbilan Band, dan lain sebagainya.
adanya lagu -lagu bernuansa religi tersebut memang dapat menjadi "Oase" bagi masyarakat agar dapat lebih menghayati berkah dan kebaikan dari bulan suci ini, terlebih dapat mendekatkan sang musisi yang bersangkutan agar dapat mengingat kembali nilai-nilai keagamaan yang mungkin telah jauh dari kehidupannya selama menjalani aktivitasnya sebagai selebriti.
kehadiran lagu-lagu religi di bulan Ramadhan menunjukkan bahwa para musisi Indonesia tetap tidak terlepas dari nilai-nilai agama. sekalipun kehidupan para musisi khususnya, dan para artis pada umumnya, notabene sangat jauh dari kesan religiusitas, namun kesan itu begitu tampak pada bulan ini.
hal itu memang sepertinya agak janggal, namun telah menjadi sesuatu yang lumrah. karena di satu saat mereka terkesan begitu Islami, tapi di saat lainnya mereka lepas dari nilai Islam. mereka seakan mencampuradukkan antara hak dan batil.
bagaimanapun, setidaknya mereka tetap menghargai bulan suci ini dengan menyuguhkan lagu-lagu religi tersebut.
semoga musik religi yang mereka suguhkan dapat menjadi amal kebaikan bagi mereka serta bagi para pendengarnya.
terus berkarya untuk Indonesia !!!

Senin, 25 Juli 2011

musisi legendaris Andy Tielman

bila melihat sekilas wajah gitaris IndoRock, Andy Tielman, seperti wajah vokalis The Changcuters. musik yang mereka mainkan pun hampir mirip, namun zaman mereka berbeda. Andy di era 50an, sedangkan The Changcuters di era masa kini.
ANdy Tielman merupakan sosok yang brilian, legendaris sekaligus agak naif. hal ini dikarenakan kiprahnya di dunia musik era 50an memang mampu menembus pasar musik internasional, tapi ia justru tidak terlalu dikenali di negaranya sendiri. Bahkan hingga saat ini, hanya sedikit yang mengenali dan mengagumi gitaris jenius tersebut.
padahal, sumbangsihnya dalam perkembangan dunia musik dunia sangat berarti. ia adalah orang pertama yang memperkenalkan atraksi bergitar, yaitu suatu permainan gitar dengan berbagai tehnik hingga membuat penonton berdecak kagum. ia adalah gitaris pertama yang memperkenalkan tehnik tapping, ia juga gitaris pertama yang memperkenalkan permainan gitar di belakang punggung, serta tehnik-tehnik lainnya yang telah banyak dipakai oleh para gitaris di seluruh dunia.
sebagai rakyat Indonesia, seharusnya kita bangga dan memberi apresiasi yang tinggi terhadap gitaris jenius kita yang satu ini, seharusnya media massa lebih sering meliput gitaris ini sebagai tanda penghargaan mereka. seharusnya pemerintah juga mengapresiasi terhadap kiprahnya yang begitu berhgarga di tanah air, bahkan di dunia internasional.

Kamis, 21 Juli 2011

MUSISI, PENGAMAT MUSIK, DAN PENDENGAR

Oleh : muse_sic

Hasil karya seorang musisi akan diapresiasi oleh pengamat music dan pendengar, hal itu merupakan sesuatu yang lumrah dalam setiap munculnya karya music. Kehadiran seorang pengamat music dan pendengar bagi seorang musisi cukup penting. Karya music yang tidak dinikmati maupun diapresiasi oleh pendengar dan pengamat music akan menjadi sia-sia.
Hubungan yang terjalin antara musisi, pengamat music, dan pendengar adalah sebagaimana yang terjalin dalam hubungan komunikasi, di mana musisi berperan sebagai komunikator dan pengamat music serta pendengar berperan sebagai komunikan sekaligus sebagai penyampai feedback yang akan diterima oleh musisi.
Itulah sebabnya kajian tentang pengamat music dan pendengar juga merupakan sesuatu yang penting dalam pembahasan mengenai dunia music.

MUSISI DAN PENGAMAT MUSIK
Pengamat music sebagai seorang pendengar yang mengapresiasi karya music berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya dalam bidang music. Sehingga apresiasi yang dilakukannya terhadap sebuah karya musik benar-benar baik dan dapat dijadikan acuan.
Seorang pengamat music tidak harus berasal dari kaum musisi, ia dapat pula berasal dari orang-orang yang berkecimpung dalam karier lainnya tapi tetap berhubungan dengan dunia music. Misalnya, redaktur majalah musik. Meskipun ia hanyalah seorang redaktur majalah, namun majalah yang ditanganinya adalah majalah di bidang seni music. Sehingga secara otomatis redaktur tersebut akan bersinggungan dan berinteraksi dengan dunia music secara empiric maupun teoritis.
Contoh lainnya adalah penyiar radio. Seorang penyiar radio memang tidak berkecimpung dalam dunia music professional, namun selama ia melakukan tugasnya sebagai penyiar, ia akan selalu bersinggungan dan berinteraksi dengan karya-karya music dari berbagai jenis dan aliran.
Hiburan utama bagi sebuah stasiun radio adalah music, maka tidak heran bila kebanyakan dari stasiun radio professional mewajibkan para penyiarnya agar “Melek Musik” yang berarti dapat mengenal dan menilai beragam jenis music, serta perbendaharaan lagu—baik lagu lama hingga lagu yang up-to date. Sehingga tidak mengherankan bila seorang penyiar dapat mengapresiasi sebuah karya music dengan baik.
Seorang pengamat music dari berbagai kalangan tersebut, akan mampu memberikan kritik dan masukan terhadap sebuah karya music secara akurat. Mereka bahkan tidak hanya mengamati sebuah karya dari segi intrinsic, segi ekstrinsikpun juga tidak luput dari pengamatannya.
Oleh karena itu, para musisi—seharusnya— dapat berterima kasih kepada para pengamat music apabila karya mereka diapresiasi, karena kritikan dan masukan dari mereka merupakan sesuatu yang berharga bagi perkembangan kinerja mereka di dunia musik.

MUSISI DAN PENDENGAR

pendengar music bersifat heterogen, akan tetapi dapat dikategorikan menjadi 2 jenis :
1. Pendengar awam
2. Pendengar kompeten
Pendengar awam adalah para pendengar music yang berasal dari kalangan masyarakat yang masih awam terhadap dunia music. Mereka mendengarkan music umumnya hanya bertujuan untuk menikmati saja. Kalaupun mereka mencoba untuk mengapresiasi sebuah karya music, apresiasi mereka tidak atau kurang baik. Karena, sekali lagi, mereka tergolong awam dalam bidang music.
Pendengar awam biasanya lebih suka terhadap music-musik yang easy listening, musisi yang mereka kenalpun biasanya hanya musisi-musisi komersil. Sementara musisi-musisi non komersil, tidak atau sedikit saja yang mereka kenal.
Pendengar kompeten adalah kebalikan dari pendengar awam. Pendengar jenis ini umumnya berasal dari golongan yang berkaitan dengan dunia music, seperti : musisi (amatir&professional), murid dan pengajar sekolah music, pelanggan majalah music, awak media music, penyiar radio, wartawan entertainment, dsb.
Karena pendengar kompeten telah memiliki pengetahuan yang memadai dalam mengapresiasi sebuah karya music, sehingga tidak menutup kemungkinan pendengar jenis ini dapat menjadi pengamat music atau bahkan seorang musisi. Karena itu, apresiasi yang dilakukan pendengar jenis inipun sangat baik.

"EUPHORIA" BOYBAND INDONESIA

oleh : muse_sic

Bila kita membahas tentang musik pop, kita tidak dapat menjauh dari trend. Bila pasar musik sedang booming lagu-lagu bernuansa mellow, maka lahirlah lagu-lagu cinta picisan dengan irama dan melodi yang serba romantis. Namun bila pasar musik telah jenuh, maka beralihlah menuju warna musik yang baru dan menjual. Semua tergantung pada keinginan pasar.
Geliat musik komersial (baca : Pop) di tanah air kini telah beralih pada fenomena munculnya boyband-boyband baru yang meramaikan dunia musik Indonesia, serta seakan mencoba menyaingi era grup band yang hingga kini masih mendominasi.
Sejak melejitnya nama Smash sebagai ikon reinkarnasi boyband, muncul juga nama-nama boyband baru hingga muncul pula sekelompok gadis yang bergaya dan bernyanyi selayaknya boyband, 7Icon, dan seringkali disebut sebagai girlband.
Bila menilik sejarah boyband di Indonesia, terdapat sejumlah nama seperti Trio Libels, Cool Colours, Coboy, hingga M.E. yang mendominasi musik Indonesia di era 90-an.
Dalam pengamatan penulis selama ini, boyband Indonesia dari masa ke masa lebih cenderung mengutamakan segi visual daripada segi audio. Mereka lebih menonjol dari segi wajah serta dancing (performance), namun dalam segi kualitas musik seperti aransemen dan tehnik vocal hanya sedikit yang benar-benar menguasainya dengan baik.
Fenomena berkembangnya era boyband di Indonesia yang lebih menekankan pada segi penampilan visual semata, adalah sesuatu yang sedikit ganjil tapi telah menjadi sesuatu yang lumrah di dunia musik. Karena sebagai seorang (atau kelompok) yang berkarier di dunia musik, alangkah lebih baiknya bila boyband dapat menyuguhkan karya yang lebih menekankan pada nilai audio dan bukan hanya pada kekuatan visual semata. Bagaimanapun musik adalah seni pendengaran, bukan seni penglihatan.
Coba kita menilik sebuah boyband Amerika, N’Sync. Mereka dapat dijadikan acuan yang baik bagi para boyband di Indonesia maupun dunia.
N’sync tidak hanya jago bergoyang-goyang di atas panggung, tapi kekuatan vocal dari tiap personilnya pun patut diacungi jempol. Lihat saja bagaimana lagu Pop dari boyband tersebut diaransemen, mereka mengetengahkan nuansa musik dance yang kental, disisipi dengan tehnik acapella, serta diakhiri dengan tehnik beatbox dari salah seorang personil mereka, Justin Timberlake( kini ia telah bersolo karier).
Meskipun kini mereka tidak lagi terdengar,namun sepak terjang mereka setidaknya dapat dijadikan “Suri Teladan” bagi boyband masa kini.
Boyband Indonesia masa kini terkesan terlalu mengikuti gaya boyband Korea. Saya pun membayangkan, kapankah akan lahir boyband yang mempunyai karakter atau ciri khas Indonesia ?