Kamis, 14 Juli 2011

PERLUKAH TEORI DALAM BERMUSIK ?

oleh : Muse_sic

Seorang yang mendalami musik secara formal maupun akademis tentunya akan selalu berkutat dengan hal-hal yang berbau teoritis. Sebagai misal, seorang yang belajar gitar di sebuah kursus ternama, ia akan dituntut untuk menguasai tetek bengek dalam dunia musik seperti notasi balok, tangga nada diatonis dan pentatonic, jenis-jenis aliran musik dan ciri-cirinya, dan lain sebagainya.
Seperti halnya sebuah sekolah umum yang memiliki kelas-kelas (SD, SMP, SMU), sekolah musik juga memiliki tingkatan-tingkatan mulai kelas beginner, intermediate, hingga advance. Bila seseorang belum menguasai teori dalam tingkatan beginner, ia belum dapat mencapai tahap selanjutnya hingga ia telah mampu menguasainya dengan baik.
Sekolah-sekolah musik memang sangat baik mereka yang ingin belajar tentang ilmu bermusik, karena para tentor dari sekolah tersebut akan mengarahkan para siswanya secara intens hingga mampu menghasilkan para musisi yang berkualitas dan berdedikasi terhadap duniamusik.
Namun, apakah untuk menjadi seorang musisi yang berkualitas dan profesional harus melalui pendidikan formal semacam itu ? tidak juga.
Justru dunia musik—khususnya di Indonesia— membuktikan bahwa banyak sekali para musisi yang lahir dari pendidikan non formal, kehidupan jalanan, hingga anak-anak dari keluarga miskin.
Sebut saja Iwan Fals yang berbasis seorang pengamen, drummer Netral (Eno) yang belajar drum secara otodidak, pemain bass Padi (Rindra) yang meninggalkan tempatnya belajar bass dan memutuskan untuk belajar sendiri, serta penyanyi wanita Audy yang memiliki bakat bernyanyi sejak kecil.
Para musisi tersebut terlahir tidak dari bangku sekolah musik formal, namun kualitas yang dimiliki mereka tidak kalah dengan para musisi yang berbasis dunia akademis.
Lantas apa manfaat mempelajari teori-teori bermusik yang begitu banyak tersebut ?
Sebagaimana sekolah musik, teori-teori bermusik bertujuan tidak lain adalah untuk mengarahkan para musisi agar sesuai dengan aturan bermusik yang baik. Seorang vokalis apabila tidak mengetahui teori vocal secara benar akan menghasilkan vocal yang sumbang. Begitu juga dengan seorang drummer, apabila ia tidak mengetahui teori-teori memainkan drum Jazz, bisa jadi ia akan terjebak dalam permainan drum Rock.
Meskipun teori bermusik sangat penting, namun sebenarnya hal yang paling penting adalah feel atau biasa juga disebut dengan insting bermusik.
Insting bermusik kadang muncul sejak lahir atau disebut juga dengan bakat, insting bermusik juga dapat ditumbuhkan dengan memperbanyak mendengarkan musik dari berbagai aliran, sehingga indra pedengaran kita akan menjadi sensitive terhadap bunyi-bunyian. Insting bermusik inilah yang dapat mengarahkan kita pada permainan musik yang baik.
Dan memang insting bermusik begitu berharga bagi para musisi, karena insting bermusik tidak diajarkan di sekolah musik manapun. Hanya kita sendiri yang mampu menghasilkan insting bermusik itu, sehingga baik atau tidaknya insting kita tergantung pada perkembangan diri kita masing-masing.
Itulah sebabnya seseorang yang lulus dari sekolah musik ternama sekalipun, belum tentu memiliki insting bermusik yang lebih baik dari orang yang hanya mempelajari musik secara otodidak. Sekali lagi, semua itu tergantung pada diri kita masing-masing, dan kita harus tahu apa yang kita butuhkan.

2 komentar:

  1. Hoo... bener juga ya? Hm... menarik!

    BalasHapus
  2. thanks for your comment, silahkan baca artikel saya yang lain bila anda tertarik.

    BalasHapus